Pasiva
(liabilities) adalah kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada
pihak ketiga (kreditur). Pasiva (liabilities) sesuai dengan jangka waktu
atau umurnya dibagi dalam:
1. Utang jangka pendek (current liabilities)
2. Utang jangka panjang (long term liabilities)
Utang jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi, paling lambat umur dari utang ini satu tahun atau 1 periode akuntansi, misalnya 1 januari 2009-31 Desember 2009.
Yang termasuk utang jangka pendek di antaranya:
2. Utang jangka panjang (long term liabilities)
Utang jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi, paling lambat umur dari utang ini satu tahun atau 1 periode akuntansi, misalnya 1 januari 2009-31 Desember 2009.
Yang termasuk utang jangka pendek di antaranya:
- Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita bayar kepada pihak lain yang pernah kita berikan kepadanya. Biasanya umur utang wesel adalah 30 hari, 60 hari, atau 90 hari.
- Utang Dagang (Account Payable): ialah utang kepada rekanan (suplier) yaitu utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini terjadi karena membeli barang yang belum dibayar.
- Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang upah dan utang-utang biaya lainnya.
Utang jangka panjang (long term liabilities)
Yang termasuk utang ini adalah semua utang yang pembayarannya relatif
lama. Seperti utang obligasi (bond payable), utang hipotek (mortage
payable) dan sebagainya.
Komponen terakhir dari pasiva adalah modal (capital). Modal/capital diperoleh dari selisih atau nilai lebih assets dengan liabilities. Nilai lebih ini merupakan hak dari pemilik perusahaan.
Cara menyusun Neraca.
Secara teknis urutan penyusunan Neraca adalah sebagai berikut:
a. Menuliskan nama perusahaan.
b. Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.
c. Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu dilaporkan, misalnya tanggal, bulan dan tahun tertentu.
d. Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan, dan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
Penyusunan Neraca dapat dilakukan dalam 2 cara:
1. Bentuk laporan (Staffel)
2. Bentuk Scontro
Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.
b. untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.
c. untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.
Dan, sebagai contoh penyusunan Neraca yang diambil dari kertas kerja Bengkel Mobil “Hadian Putra” per 31 Desember 1999.
Komponen terakhir dari pasiva adalah modal (capital). Modal/capital diperoleh dari selisih atau nilai lebih assets dengan liabilities. Nilai lebih ini merupakan hak dari pemilik perusahaan.
Cara menyusun Neraca.
Secara teknis urutan penyusunan Neraca adalah sebagai berikut:
a. Menuliskan nama perusahaan.
b. Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.
c. Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu dilaporkan, misalnya tanggal, bulan dan tahun tertentu.
d. Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan, dan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia.
Penyusunan Neraca dapat dilakukan dalam 2 cara:
1. Bentuk laporan (Staffel)
2. Bentuk Scontro
Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.
b. untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.
c. untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.
Dan, sebagai contoh penyusunan Neraca yang diambil dari kertas kerja Bengkel Mobil “Hadian Putra” per 31 Desember 1999.
:: Sumber http://kahirilanwar.blogspot.com/2011/04/pengertian-pasiva-dan-utang-jangka.html
0 komentar:
Posting Komentar