E-business  dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan  secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi  komputer, sekarang merupakan bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan  dengan menggunakan teknologi Internet. E-bisnis memungkinkan suatu  perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan  eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-bisnis juga  banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis  perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan  secara lebih baik.
Dalam penggunaan sehari-hari, e-bisnis tidak hanya menyangkut e-dagang  (perdagangan elektronik atau e-commerce) saja. Dalam hal ini, e-dagang  lebih merupakan sub bagian dari e-bisnis, sementara e-bisnis meliputi  segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik,  termasuk pemasaran Internet (e-pemasaran). Sebagai bagian dari e-bisnis,  e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat www atau  Internet.
E-bisnis memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu  perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet,  extranet atau kombinasi di antaranya.
A)  Model-model E-business
Terdapat dua model E-business, yaitu :
1. B2C (Business to Consumers)
Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara individu dan  organisasi. Business to consumers atau business to costumer  menggambarkan kegiatan bisnis melayani konsumen dengan produk atau jasa.  Misalkan orang membeli sepasang sepatu dari pengecer. Transaksi yang  mengarah ke sepatu agar tersedia untuk pembeli, yaitu pembelian kulit,  tali, karet, dll serta penjualan sepatu dari pembuat sepatu ke pengecer  akan dianggap transaksi B2C.
Karakteristik B2C :
- Antara organisasi dengan perorangan
- Nilai uang yang dilibatkan lebih kecil
- Transaksi tidak sering terjadi
- Relatif sederhana
2. B2B (Business to Business)
Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara organisasi dengan  organisasi (antar organisasi). menggambarkan transaksi perdagangan  antara perusahaan, seperti antara manfaktur dan grosir, atau antara  grosir dan pengecer. Volume transaksi B2B jauh lebih tinggi dibandingkan  volume transaksi B2C. Alasan utamanya karena dalam rantai pasokan  (Supply chain) ada banyak transaksi B2B yang mencakup bahan baku dan  penjualan produk jadi ke konsumen. Sebagai contoh, sebuah produsen mobil  membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban, kaca untuk kaca  jendela, dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi terakhir adalah  saat kendaraan jadi yang dijual kepada konsumen yang merupakan transaksi  (B2C) tunggal.
Karakteristik B2B :
- Antar organisasi
- Nilai uang yang dilibatkan lebih besar
- Hubungan yang kuat dan berkelanjutan
- Pemberian kredit oleh penjual ke pelanggan
- Lebih kompleks
3. B2G (Business to Government)
Interaksi terjadi antara organisasi dengan pemerintah. B2G memiliki  karakteristik yang sama dengan B2B sehingga B2G dapat dikelompokkan  kedalam B2B. B2G adalah turunan dari B2B yang sering disebut sebagai  public sector marketing atau pemasaran sektor publik yang mencakup  pemasaran produk dan jasa untuk berbagai tingkat pemerintahan, negara  bagian dan lokal melalui integrated marketing communication atau  komunikasi pemasaran terpadu seperti strategic public relation,  advertising, dan komunikasi berbasis web.
4. B2E (Business to Education)
Interaksi yang terjadi antara organisasi dengan pendidikan. Sama halnya  dengan B2G, B2E juga memiliki karakteristik yang sama dengan B2B.
B)  Pengaruh-pengaruh E-Business atas proses  Bisnis :
–        Meningkatkan tingkat akurasi
–        Mengurangi biaya
C)  Faktor-faktor keberhasilan  E-Business :
• Terdapat dua faktor penting dalam menetapkan keberhasilan langkah-langkah untuk masuk dalam e-business.
• Faktor pertama adalah tingkat kesesuaian dan dukungan aktivitas e-business atas strategi keseluruhan perusahaan.
• Faktor kedua adalah kemampuan untuk menjamin bahwa proses e-business  memenuhi tiga karakteristik kunci yang dibutuhkan dalam transaksi bisnis  apapun, yaitu :
-          Validitas, Integritas, dan Privasi
INFRASTRUKTUR untuk E-BUSINESS
Kemajuan teknologi komunikasi dan jaringan, terutama internet,  menyediakan inrastruktur yang dibutuhkan untuk e-business. Bagian ini  memberikan pengantar atas gambaran umum konsep jaringan dan  mendiskusikan isu-isu strategis yang berkaitan dengan metode-metode  alternatif yang dapat dipergunakan organisasi dalam mengimplementasikan  e-business.
Jenis-jenis Jaringan
Jaringan telekomunikasi dibanyak perusahaan dipergunakan untuk melakukan  e-commers dan mengelola operasi internal yang terdiri dari beberapa  komponen, yaitu:
1. Local Area Network (LAN)
2. Wide Area Network (WAN)
3. Value-added Network dan
4. Internet
Software Komunikasi
Software komunikasi mengelola aliran data melalui suatu jaringan.  Software komunikasi didesain untuk bekerja dengan berbagai jenis  peraturan dan prosedur untuk pertukaran data.
Software ini melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Pengendalian akses
Software ini berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan  antar-berbagai peralatan; secara otomatis memutar dan menjawab telepon;  membatasi akses hanya pada para pemakai yang berwenang; serta membuat  parameter seperti: kecepatan, mode, dan arah pengiriman.
2. Pengelolaan jaringan
Pada software ini berfungsi untuk mengumpulkan data untuk memeriksa  kesiapan peralatan jaringan untuk mengirim atau menerima data; membuat  aturan antri untuk masukan dan keluaran; menetapkan prioritas dalam  sistem,mengirimkan pesan; dan mencatat aktivita, penggunaan, dan  kesalahan dalam jaringan.
3. Pengiriman data dan file
Software ini berfungsi untuk mengontrol pengiriman data, file dan pesan-pesan diantara berbagai peralatan.
4. Pendeteksi dan pengendalian atas kesalahan
Software ini berfungsi untuk memastikan bahwa data yang dikirim benar-benar merupakan data yang diterima.
5. Keamanan data
Software ini berfungsi untuk melindungi data selama pengiriman dari akses pihak yang tidak berwenang.
PILIHAN KONFIGURASI JARINGAN
Konfigurasi LAN 
Konfigurasi LAN mempunyai tiga ciri dasar, yaitu: konfigurasi bintang, konfigurasi cincin, dan konfigurasi.
1. Konfigurasi Bintang
Dalam konfigurasi bintang, setiap peralatan secara langsungb terhubung  dengan server pusat. Seluruh komunikasi antara peralatan dikendalikan  dan dikirim melalui serverv pusat. Biasanya, server akan mengumpulkan  data setiap peralatan untuk melihat apakah peralatantersebut ingin  mengirim pesan. Konfigurasi bintang adalah cara termahal untuk membangun  LAN karena membutuhkan banyak sekali kabel untuk menghubungkannya. Akan  tetapi, keunggulan utamanya adalah apabila salah satu titik sedang  gagal (down), kinerja jaringan yang lain atau jaringan selebihnya tidak  terganggu.
2. Konfigurasi Cincin
Pada konfigurasi cincin, setiap titik secara langsung terhubung dengan  dua titik lainnya. Ketika sebuah pesan melalui cincin tersebut, setiap  titik akan memeriksa judul paket untuk menetapkan apakah data tersebut  ditujukan bagi titik berkaitatau tidak. LAN yang dikonfigurasikan cincin  mempergunakan software yang disebut dengan token. Token ini berfungsi  sebagai untuk mengendalikan aliran data dan untuk mencegah tabrakan.  Token secara terus-menerus beroperasi disepanjang cincin. Jadi,  titik-titik lainnya harus menunggu hingga pesan yang dikirim sampai pada  tujuannya dan token tersebut bebas kembali, sebelum mereka dapat  mengirim data. Apabila hubungan dalam cincin rusak, jaringan tersebut  dapat berfungsi, walaupun lebih pelan, dengan cara mengirimkan seluruh  pesan ke arah yang berbeda.
3. Konfigurasi BUS
Didalam konfigurasi BUS, setiap peralatan dihubungkan dengan saluran  utama, atau yang disebut BUS. Pengendali komunikasi didesentralisasi  melalui jaringan BUS. Konfigurasi BUS mudah untuk diperluas dan lebih  murah untuk dibuat daripada konfigurasi bintang. Akan tatapi, kinerjanya  akan menurun apabila jumlah titik yang dihubungkan meningkat.
Daftar pustaka : http://andrigundar.wordpress.com/2010/12/04/model-model-e-business/











0 komentar:
Posting Komentar